TIMES DUMAI, BANTUL – Peringatan Hari Tani Nasional menjadi momentum refleksi sekaligus harapan bagi petani di Kabupaten Bantul.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bantul, Drh Rasul Suhendro, MSi, mengungkapkan bahwa petani berharap bisa melakukan panen secara berkesinambungan melalui penerapan sistem blok mulai awal 2026.
Menurut Rasul, berbagai usulan dari kelompok tani maupun gapoktan telah dikoordinasikan, terutama terkait perbaikan saluran air dan dam. Pemerintah daerah bersama kalurahan menargetkan perbaikan selesai pada akhir 2025 sehingga distribusi air dapat berjalan lancar dan normal.
“Dengan lancarnya irigasi, kami akan menerapkan sistem blok, yakni pembagian lahan untuk tanaman padi dan palawija di musim kemarau. Harapannya, setiap gapoktan bisa menanam dan panen terus-menerus tanpa ada kekosongan hingga akhir 2026,” ujarnya, Selasa (16/9/2025).
Ia menambahkan, kesepakatan penerapan sistem blok telah dibicarakan bersama Dinas Pertanian serta koordinator tanaman pangan di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Nantinya, setiap saluran air dari dam-dam di Bantul akan diarahkan untuk mendukung pola tanam padi dan palawija secara bergiliran.
“HKTI Bantul bersama kelompok tani dan gapoktan telah sepakat menggenjot produktivitas, tidak hanya padi, tetapi juga palawija seperti jagung, kedelai, kacang tanah, sayuran, bawang merah, dan cabai. Potensi di lahan pesisir Bantul akan menjadi andalan untuk mendukung program ini,” jelasnya.
Rasul menegaskan, koordinasi dengan pemerintah daerah diharapkan membuat program berjalan maksimal.
“Untuk Bantul, program tanam padi, padi, dan palawija akan disesuaikan dengan potensi bumi Projo Tamansari. Dengan sistem blok, kami berharap tidak ada kekosongan panen hingga akhir 2026,” tegasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Gagas Sistem Blok, HKTI Bantul Berharap Panen Berkelanjutan Hingga 2026
Pewarta | : Soni Haryono |
Editor | : Ronny Wicaksono |