https://dumai.times.co.id/
Berita

Cuaca Ekstrem Mengintai, Warga Pacitan Diimbau Waspada Banjir hingga Gelombang Tinggi

Senin, 15 Desember 2025 - 11:38
Cuaca Ekstrem Mengintai, Warga Pacitan Diimbau Waspada Banjir hingga Gelombang Tinggi Cuaca ekstrem yang saat ini mengintai Pacitan berpotensi membawa dampak bencana hidro meteorologi. Warga diingatkan untuk waspada. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES DUMAI, PACITANCuaca ekstrem mulai mengintai Kabupaten Pacitan dan wilayah pesisir selatan Jawa Timur sepanjang Desember 2025.  Meski belum memasuki puncak musim hujan, intensitas hujan belakangan terasa semakin sering dan deras. 

Tak jarang, hujan datang bersamaan dengan petir dan hembusan angin kencang. Perubahan cuaca yang cepat dan sulit diprediksi bisa memicu berbagai risiko bencana.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggoro, mengatakan Desember ini menjadi fase awal peningkatan cuaca ekstrem di Pacitan.

“Pada Desember 2025, Pacitan berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang. Meski belum puncak musim hujan, dampaknya sudah mulai terasa,” ujar Radite, Senin (15/12/2025).

Menurut Radite, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebagian wilayah Jawa Timur termasuk Pacitan masuk dalam zona kewaspadaan cuaca ekstrem setidaknya hingga 20 Desember 2025. Fase ini disebut sebagai masa transisi menuju puncak musim hujan.

“Puncak musim hujan di Pacitan diperkirakan terjadi pada Januari 2026. Salah satu pemicunya adalah fenomena La Niña lemah. Jadi, kondisi cuaca yang kita alami sekarang ini memang bagian dari peningkatan menuju puncaknya,” jelasnya.

Risiko Bencana Mulai Meningkat

Seiring naiknya curah hujan, BPBD Pacitan mencatat potensi bencana hidrometeorologi ikut meningkat. Ancaman itu tidak hanya berupa banjir di wilayah dataran rendah, tetapi juga tanah longsor di kawasan perbukitan, pohon tumbang, hingga jalan licin yang membahayakan pengguna jalan.

“Kalau hujan turun dengan intensitas tinggi, risikonya ikut naik. Mulai dari banjir, longsor, pohon tumbang, sampai kecelakaan lalu lintas akibat jalan licin,” kata Radite.

Ancaman cuaca ekstrem juga dirasakan di wilayah perairan selatan Pacitan. BPBD mencatat adanya potensi gelombang laut dengan ketinggian sekitar 1,6 meter. Kondisi ini dinilai cukup berbahaya, terutama bagi nelayan dan aktivitas di laut.

“Kondisi laut juga perlu diwaspadai. Ada potensi gelombang sedang, sehingga nelayan dan pelaku aktivitas maritim harus ekstra hati-hati,” imbuhnya.

Dampak Bibit Siklon Tropis di Samudra Hindia

Kewaspadaan cuaca ekstrem di Jawa Timur turut dipicu oleh kemunculan Bibit Siklon Tropis 93S. BMKG melaporkan sistem ini mulai terpantau sejak 11 Desember 2025 di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat dan masuk dalam Area of Monitoring (AoM) TCWC Jakarta.

Meski pusat bibit siklon berada jauh dari Jawa Timur, dampak tidak langsungnya tetap dirasakan, khususnya di wilayah pesisir selatan Pulau Jawa.

Bibit Siklon Tropis 93S tercatat memiliki kecepatan angin maksimum 15 knot atau sekitar 28 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum 1009 hPa.  BMKG menilai peluang sistem ini berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 hingga 72 jam ke depan masih relatif rendah.

Namun, masyarakat diminta tidak menganggap remeh dampak ikutannya. BMKG mengingatkan potensi hujan sedang hingga lebat serta gelombang tinggi tetap perlu diantisipasi.

Hingga Jumat (12/12/2025) pukul 13.00 WIB, wilayah yang berpotensi terdampak hujan sedang hingga lebat meliputi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, hingga Nusa Tenggara Timur bagian barat.

Sementara itu, gelombang laut setinggi 1,25 hingga 2,5 meter atau kategori Moderate Sea berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT, perairan selatan Jawa Timur, serta Selat Bali, Lombok, dan Alas bagian selatan.

Kondisi tersebut membuat kawasan pesisir selatan Jawa Timur termasuk Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Jember, hingga Banyuwangi masuk dalam wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan.

Bibit Siklon 91S Juga Berkontribusi

Selain 93S, BMKG juga memantau Bibit Siklon Tropis 91S yang lebih dulu terbentuk pada 7 Desember 2025 di Samudra Hindia barat daya Lampung. Bibit siklon ini berada dalam Area of Responsibility (AoR) TCWC Jakarta.

Sistem 91S tercatat memiliki kecepatan angin maksimum 25 knot atau sekitar 46 kilometer per jam, dengan tekanan minimum 1006 hPa. Peluangnya berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 hingga 72 jam ke depan tergolong rendah hingga sedang.

Dampak tidak langsung dari 91S antara lain hujan sedang hingga lebat di wilayah Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung. 

Untuk kondisi laut, gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di Samudra Hindia barat Kepulauan Nias, Samudra Hindia selatan Banten, serta Selat Sunda bagian selatan.

Bahkan, gelombang lebih tinggi dengan ketinggian 2,5 hingga 4 meter atau kategori Rough Sea berpotensi muncul di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung.

Meski pusat bibit siklon 91S lebih dekat ke Sumatera, BMKG menilai pola angin dan arus laut dari Samudra Hindia tetap dapat memengaruhi cuaca di selatan Pulau Jawa, termasuk Jawa Timur.

Imbauan untuk Warga Pacitan

BPBD Pacitan bersama BMKG mengimbau masyarakat agar aktif memantau informasi cuaca terkini dari sumber resmi. Warga yang tinggal di wilayah rawan banjir dan longsor diminta meningkatkan kesiapsiagaan, mulai dari memastikan saluran air tidak tersumbat hingga menyiapkan jalur evakuasi.

Masyarakat pesisir, khususnya nelayan, juga diimbau menunda aktivitas melaut saat gelombang tinggi terjadi. Sementara pengguna jalan diminta ekstra hati-hati, terutama saat hujan lebat dan angin kencang.

“Yang paling penting, patuhi arahan BPBD dan ikuti informasi resmi BMKG. Kewaspadaan sejak dini sangat menentukan keselamatan,” pungkas Radite. 

BMKG: Tetap Tenang, Jangan Abai

Sebelumnya, Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menegaskan bahwa kedua bibit siklon tersebut tidak memberikan dampak langsung ke daratan Indonesia. Namun, efek tidak langsungnya sudah terasa melalui peningkatan hujan dan gelombang tinggi di perairan selatan.

“Potensi dampak tidak langsung berupa hujan sedang hingga lebat serta gelombang tinggi tetap harus kita waspadai. Masyarakat kami imbau untuk mengikuti informasi resmi dari BMKG dan mengutamakan keselamatan. Kita tetap tenang, tapi siaga,” ujarnya, Kamis (11/12/2025).

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menambahkan bahwa Bibit Siklon Tropis 93S saat ini bergerak perlahan menjauhi wilayah Indonesia ke arah barat daya, namun tetap dalam pemantauan ketat.

“Meski bergerak menjauhi wilayah Indonesia, 93S tetap kami pantau secara intensif,” katanya. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Dumai just now

Welcome to TIMES Dumai

TIMES Dumai is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.